Waktu hujan turun
Di sudut gelap mataku
Begitu derasnya
Kan kucoba bertahan
Dalam lirik lagu "Hujan Turun" punya Sheila On 7 ini tersirat makna yang mendalam. Ketika suatu kondisi yang tidak kita inginkan datang, kita hanya bisa pasrah. Pasrah karna ini merupakan kuasa-Nya. Tidak ada yang dapat mencegahnya.
***
Suara mesin tiba-tiba menghampiriku yang sedang asyik dengan kehidupanku. Ramai tapi tapi hanya satu orang yang sangat jelas kulihat menghampiriku. Lainnya jauh dan begitu gelap. Aku heran karna sosok yang datang sebenarnya sedang terbaring sakit tapi ini malah datang kepadaku. Kulihat perubahan yang signifikan dibandingkan terakhir kali aku melihatnya. Berbincang sebentar lalu pamit.
"Yo wis aku pamit, jaga diri baik-baik"
Kalimat terakhir yang beliau sampaikan kepadaku.
Bergegas pergi bersama rombongan dalam bus. Sebuah senyum yang bisa kulambaikan.
Aku terbangun dari bunga tidurku.
"Semoga itu pertanda baik", doaku.
***
Satu minggu berlalu. Dering HP berbunyi dari adikku. Sambil terisak mengabarkan sesuatu yang sudah kuduga sebelumnya. Selamat jalan Pa'e.
***
Jauh hari waktu di rawat di RS keadaan memang malah makin memburuk dibandingkan sebelum dilarikan ke RS. Diagnosis dokter membuat aku bertanya-tanya, "apa gerangan sebenarnya penyakit itu". Aku sempatkan lari ke warnet untuk mencari tahu informasi. Sebagian besar adalah cerita menyedihkan. Menyedihkan karena sebagian besar berakhir dengan kematian. Itu membuat aku begitu dalam dalam kesedihan. Genangan air tak mampu kubendung. Akhirnya kubiarkan mengalir lalu kubersihkan. Kesedihan itu takkan tampak di hadapannya maupun di depan keluarga.
***
Suatu pagi aku keluar sebentar untuk mencari sarapan. Ternyata ada yang jualan susu murni. Aku langsung menghampiri dan berbincang sambil minum susu dengan penjual susu yang berperawakan seperti ibuku. Sekilas cerita ternyata anaknya pernah menderita penyakit yang sama dan sembuh meski kondisi sudah sangat parah. Hampir 2 bulan anaknya berbaring dan berbulan-bulan menjalani perawatan lanjutan. Bahkan untuk membiayainya pun sekira jual rumah. Terbersit harapan.
***
10 hari berlalu namun tiada perubahan berarti. Bahkan kami yang tadinya menaruh harapan besar dan mempercayakan kepada dokter akhirnya luntur. Luntur yang salah satunya karena kunjungan dokter yang tidak teratur. Seperti diabaikan meskipun sebenarnya tidak. Ketika hendak dilakukan tindakan x untuk yang kedua setelah yang pertama dokter tidak menyanggupinya, Pa'e bilang, "Tidak, bali bae"
***
Keinginan kuat untuk sembuh begitu besar darinya. Alternatif kita coba karna memang pernah ada beberapa juga yang bisa sembuh. Semua dituruti dan dijalani seperti instruksi yang diberikan. Namun, Allahlah yang Maha Kuasa dan memilikinya. Dia mengambilnya tepat 2 Maret 2011.
Hidup bukan tuk berdiam diri
Hidup ada tuk kita jalani
Cobaan bukan tuk ditakuti
Cobaan untuk kita hadapi
Petikan lagu "Berlayar denganku"
Pasti ku bisa melanjutkannya
Pasti ku bisa menerima dan melanjutkannya
Pasti ku bisa menyembuhkannya
Cepat bangkit dan berfikir
Semua tak berakhir di sini
Petikan lagu "Pasti Ku Bisa"
0 komentar:
Posting Komentar