Searching...
Kamis, 24 Maret 2011

Bagaimana Anda Memperlakukan Kangkung?

Pertanyaan aneh mungkin.
Ya, saya tergelitik untuk mengangkat ini ke blog saya yang semakin hari semakin jarang saya update, kasihan.

Langsung saja ke te ka pe.
Ketika saya mengunjungi (sekali-kalinya datang, ha) ke salah satu tempat makan yang lumayan besar dan menyajikan menu-menu khas sunda, ada satu menu yang memang saya suka, Cah kangkung (bukan cah edan,weks). Nah, penampilan kangkungnya saja menurut saya kurang menarik. Itu dikarenakan kangkung dipotong dengan menggunakan pisau tak berperasaan. Begitu kaku. Batang dan daun kangkung berserakan. Dan ketika merasakan batang kangkung tanpa daun, kreos kreos.

Lain halnya ketika saya masuk ke sebuah Warteg (Warunge Wong Tegal). Penampilan kangkung disajikan dengan cara yang berbeda. Batang dan daun masih melekat, menyatu. Ketika dimakan terasa pasnya. Nah, terlihat bahwa penyajian kangkung seperti ini dipotong dengan menggunakan tangan dan perasaan.

Tuing tuing, mungkin Anda akan mengatakan DIPOTONG lebih praktis dan cepat, betul. Alasan tersebut pas tentunya untuk sebuah rumah makan besar dengan pengunjung yang banyak. Lah kalo motongnya make tangan, CAPEK DEH.
Lantas, bagaimana dengan Anda yang di rumah, apakah melakukan cara yang sama?
Tidak ada yang salah baik dipotong dengan tangan ataupun dengan pisau. Ini masalah selera dan pilihan saja.
Silahkan dijawab jika berkenan.

0 komentar:

 
Back to top!