Searching...
Rabu, 30 Juni 2010

Cerita - Lidah Pantura

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rizki berupa makanan untuk kita semua di muka bumi ini. Lebih bersyukur lagi karena kita lahir di tanah yang subur dan makmur dengan kekayaan alam yang melimpah. Sudah menjadi rahasia umum bahwa tanah kita kaya akan makanan, jenenge makanan nusantara. Setiap daerah memiliki jenis makanan yang unik, berbeda dan rasa yang "Maknyos" seperti kata Pak Bondan dalam acara Kuliner. Begitulah sekilas gambaran cerita makan-makanan.

Sekarang yang akan saya bahas adalah masalah lidah. Dari pengalaman bersama teman-teman, ternyata diantara teman-temanku memilki pantangan atau lebih pasnya kurang doyan dan malah sama sekali tidak doyan dengan jenis makanan tertentu. Mulai dari yang pertama adalah Mas Kxxxm dan Mba Exxk. Keduanya tidak doyan dengan buncis. What Happen dg Buncis? Mereka mempunyai pengalaman buruk waktu kecil dengan buncis hingga mengakibatkan anti terhadap buncis.

Selanjutnya masih mba Exxk yang ternyata tidak suka juga dengan daging. Mba Exxk melihat daging yang berwarna merah itu kurang suka dan lebih memilih daging ayam atau telur ayam kalo menu makanan utamanya itu daging.

Berikutnya borongan ada Om FxxxxN, Rxxxi, Exxxxxl yang tidak suka sama ikan. Alesan mereka adalah ribet karena banyak durinya.

Dan akhirnya menuju saya. Saya ini penyuka ikan terutama ikan laut spesial ikan kembung bakar, mantep, sumpah!!! Alhamdulillah saya tidak memiliki pantangan terhadap bahan makanan seperti teman-teman saya di atas. Jadi segala macam makanan siap saya santap dengan mantap. TAPIIIIIII satu hal NOT MANIS. Saya paling anti dengan makanan pelengkap nasi yang ada rasanya manis kecuali campuran ikan bakar masih bisa diterima. Nah, pernah suatu ketika saya makan ayam bakar di warung tenda. Edan, ayamnya aja udah berlumur kecap yang merasuk ke tulang-tulangnya. Belom lagi sambelnya juga muanis. Sumpah susah banget ngabisinnya. Mau ditinggalkan ga enak sama yang jualan dan mubadzir pula.

Hal itu dikarenakan sedari kecil tinggal di pesisir pantai utara jawa yang notabene masakannya kebanyakan gurih dan asin. Bisa juga dikatakan karena saya ber-Lidah Pantura.





Tidak pilah pilih merupakan salah satu wujud dari rasa syukur kita kepada-Nya

0 komentar:

 
Back to top!