Searching...
Kamis, 08 Juli 2010

Cerita - Jaman Cilikku Asyik Tenan

Hmmm... lagi bernostalgila ke jaman dolo nih teman-teman.
Tinggal di pelosok Pemalang merupakan suatu kebanggaan tersendiri buat saya. Di jaman saya kecil bermain sangat menyenangkan. Saya bukan termasuk anak-anak yang dilarang ketika hujan-hujanan. Saya bukan termasuk anak yang harus minta dibelikan mainan untuk memainkan bentuk-bentuk mainan dan permainan. Dunia kecil saya adalah dunia penuh kebebasan juga penuh dengan kreativitas.

Permainan yang sering saya ikutin antara lain adalah petak umpet, main tembak-tembakan, kejar-kejaran dan buaaaaaaaaaanyak buangeeeeeetssss lagi lainnya.

Mau maen petak umpet, ga pake alat harus bayar dan sewa lapangan segala. Cukup menggunakan tiang rumah sebagai ancer2 yg harus disentuh. Selain itu juga kadang menggunakan tumpukan batu bata yang ditumpuk dan diperebutkan antara yang jaga dan yg ngumpet untuk merobohkannya. Di kampung saya namanya "Pel-Pelan" . Pengalaman saya, saya pernah nangis gara-gara dapat yang jaga terus dan diejek sama teman-teman, ngisin-ngisni lah pokoke.

Selanjutnya adalah Mak Diji atau Mak Direng. Mak Diji ini permainan kejar-kejaran. Satu orang yang ngejar dan kalo sudah bisa menyentuh yang lain, gantian yg nyentuh yang ngejar. Lain lagi kalo Mak Direng. Kalo sudah ada yang kena sentuh yah ngejar lainnya bareng-bareng. Areanya biasanya dibatasi untuk memudahkan pengejaran. Tapi kadang juga areanya terlalu luas sampe-sampe bisa sembunyi di kebon yang gelap. Permainan ini sumpah gratis banget hanya saja butuh speed yang bagus biar ga kena-kena.
Mau maen mobil-mobilan? Ini banyak caranya. Tujulah kebun teman yang ada pohon sagunya di kampung saya disebut Bulung. Potong dan bentuklah menyerupai truk penganggut tebu dan kasih penarik dengan tali rafia.
Eits ada lagi. Bisa juga mobil-mobilan mirip Formula 1. Roda belakang terbuat dari kaleng susu. Roda depannya terbuat dari sandal cepit. Tengahnya memakai kayu persegi panjaaaaaaaaang. Terus, tambahkan kayu penggerak dan untuk membelokkan arah.
Kalo lagi musim karet, nah ini baru bayar karena karetnya beli. Banyak permainannya bisa maen kartu pake taruhan karet atau dengan permainan dengan membentuk karet seperti ketapel untuk menjatuhkan susunan karet yang diprebutkan.
Musimpun berganti menjadi uang-uangan. Uang mainan ini biasanya dari bungkus rokok. Tingkatan harga uang tersebut berdasarkan merek rokoknya. Semakin mahal, semakin tinggi pula nilai harga uang-uangan tersebut. Eh iya, ada juga yang memakai bungkus mie instan.
Berganti lagi jadi musim gasing atau di kampung saya disebut dengan panggalan. Ini dia, ada yang ga patut dicontoh yaitu maling kayu buat Panggalan di kebun orang. Kayu yang dipakai adalah kayu pete cina atau kayu peter. Panggalannya dibuat sendiri dan mainnya biasanya di adu dan memperebutkan mahkota Raja.
Apa maning ya? isih okeh sih mung lali opo wae...
Sekian ndiset ya. suwun

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Salam dari pemalang juga :)

Unknown mengatakan...

Salam dari pemalang juga :)

 
Back to top!